30 Mei
Selaras dengan Alam, Berakar pada Tradisi: Cerita Bali Pure
Di Tengah tren gaya hidup sehat dan fokus pada keberlanjutan yang semakin berkembang, masyarakat kini menaruh perhatian lebih pada produk alami yang baik untuk tubuh serta lingkungan. Bali Pure menjadi salah satu UMKM Binaan SETC yang menerapkan praktik ramah lingkungan serta menerapkan nilai-nilai kearifan local yang konsisten sejak 2015. Berlokasikan di Bali Utara, Bali Pure memproduksi berbagai produk dari alam seperti minyak kelapa murni (Cold Pressed Extra Virgin Coconut Oil), minyak kemiri, bubuk jahe merah, kunyit, moringa, sabun alami, dan produk tradisional lainnya. Semua produk yang dihasilkan menggunakan metode handmade yang berbahan baku dari petani lokal dan tanpa tambahan bahan kimia maupun pengawet. Salah satu praktik baik yang diterapkan adalah prinsip zero waste. Pada proses produksi produk utamanya yaitu minyak kelapa murni, hampir tidak ada limbah yang terbuang. Sabut kelapa diberikan ke tetangga sebagai bahan bakar untuk memasak, batok kelapa dijual dan diolah menjadi arang, daging kelapa dijadikan pakan ternak oleh petani lokal, dan air kelapa difermentasi menjadi pupuk, produk olahan tradisional khas Bali. Semua bagian kelapa dimanfaatkan secara maksimal dan berkelanjutan. Harmoni dengan sesama juga menjadi bagian penting dari identitas Bali Pure. Perempuan-perempuan dari desa sekitar dilibatkan dalam proses produksi. Mereka tidak hanya menjadi pekerja, tetapi bagian dari ekosistem usaha. Ini menjadi ruang pemberdayaan yang nyata, di mana perempuan bisa bekerja, belajar, dan berkontribusi langsung pada ekonomi lokal tanpa harus meninggalkan desanya. Ketika banyak orang muda memilih meninggalkan desa karena minimnya lapangan kerja, Bali Pure justru berupaya menciptakan solusi agar masyarakat bisa tumbuh dan berkembang di tempat mereka berasal. Bali Pure bergabung sebagai UMKM Binaan SETC sejak 2019 melalui program Optima. Melalui program tersebut, UMKM dibekali pengetahuan seputar strategi internasional, Business Model Canvas, manajemen kerja, pengembangan bisnis, ekspor, perhitungan HPP, hingga strategi pemasaran. Pelatihan dan pendampingan ini menjadi titik penting dalam perjalanan mereka untuk memperkuat kualitas produk, memperluas pasar, dan memperkuat fondasi bisnis, tanpa kehilangan jati diri lokal dan filosofinya. Lebih dari sekadar menjual produk, Bali Pure ingin membangun sistem usaha yang berkelanjutanyang memperhatikan lingkungan, memperkuat peran perempuan, dan menghidupkan kembali budaya serta nilai-nilai lokal. Mereka percaya, keberhasilan sebuah bisnis bukan hanya diukur dari laba, tapi dari seberapa besar dampaknya bagi manusia dan alam. Bali Pure adalah bukti bahwa perubahan besar bisa dimulai dari skala kecil. Di tengah dunia yang bergerak cepat dan cenderung instan, mereka memilih berjalan perlahan namun pasti dengan menjaga keseimbangan, merawat lingkungan, dan membangun komunitas. Bukan sekadar tren, tapi cara hidup. Bali Pure adalah salah satu contoh nyata bagaimana pelatihan dan pendampingan yang tepat bisa memperkuat fondasi usaha, tanpa meninggalkan nilai-nilai lokal yang dimiliki. Berkat proses pendampingan yang berkelanjutan, Bali Pure menjadi salah satu UMKM yang berhasil membangun ekosistem produktifbersama komunitas yang penuh semangat untuk naik kelas. Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) bukan sekadar tempat pelatihan, tetapi juga ruang tumbuh bersama ribuan UMKM lainnya, tempat di mana para pelaku usaha bisa saling belajar, saling menguatkan, dan bertumbuh dalam semangat kewirausahaan yang inklusif dan berkelanjutan. Yuk bergabung bersama SETC dan jadi bagian dari roda penggerak perekonomian Indonesia. Informasi selengkapnya mengenai pelatihan kewirausahaan di sini.
27 Mei
Tembus Pasar Internasional: Cerita Sukses IMAGO Bersama SETC di Sustainable Food Camp 2025
PT Imago Randau Harmoni atau lebih dikenal dengan IMAGO, merupakan salah satu UMKM binaan Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) yang bergerak dibidang makanan sehat berbasis madu hutan. Pada tahun 2025, IMAGO kembali mencatatkan tonggak penting dalam perjalanan usahanya, yaitu mewakili Indonesia dalam ajang internasional Sustainable Food Camp (SFC) 2025 yang diselenggarakan di Awana World Resort, Genting Highlands, Malaysia, pada 22 April 2025. Kegiatan SFC merupakan kegiatan lintas negara yang bertujuan untuk menetapkan standar baru dalam bidang pangan yang dapat memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengorbankan sumber daya bagi generasi mendatang. Ini merupakan acara pembuka untuk kawasan Asia, sebagai satu tim yang bersatu dalam menyelesaikan isu global melalui dunia bisnis. Tahun 2025, merupakan penyelenggaran tahun ketiga yang dihadiri oleh 70 perusahaan dari tujuh negara Asia: Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Taiwan, Jepang, dan Korea Selatan. Kegiatan ini menjadi ajang penting untuk berbagi gagasan, membangun jaringan, dan merancang solusi kolaboratif bagi masa depan pangan yang berkelanjutan.   Partisipasi Aktif IMAGO: Dari Boothcamp hingga Co-Creation IMAGO menunjukkan kiprah yang luar biasa dalam sesi Bootcamp, Co-Creation, dan Food Testing/Booth Exhibition. Dalam sesi Co-Creation, IMAGO dipercaya mempresentasikan ide tim lintas negara di hadapan dewan juri, hasil kolaborasi dengan Eat & Slim dan periset dari Malaysia. Di area pameran, IMAGO memperkenalkan inovasi berbasis madu seperti ITOX OTG dan granola sehat. Partisipasi ini turut membuka peluang kerja sama lanjutan, termasuk pengembangan produk bersama dua perusahaan Malaysia, serta rencana distribusi produk ke klinik kesehatan Furqon Wellness. IMAGO juga menjalin komunikasi awal dengan CEO Sustainable Food Asia untuk potensi kolaborasi jangka panjang, termasuk penyelenggaraan SFC 2026.   Peran Strategis SETC Bagi IMAGO, kehadiran di panggung internasional seperti SFC 2025 bukanlah sekadar pencapaian, melainkan wujud nyata dari peran strategis SETC dalam mendampingi UMKM Indonesia. Mulai dari pelatihan, penguatan kapasitas bisnis, hingga fasilitasi akses pasar, SETC telah menjadi mitra penting dalam perjalanan transformasi IMAGO. “Ini bukan hanya pencapaian bagi kami, tapi juga bukti nyata dampak positif pendampingan dari SETC, tidak hanya dalam bentuk pendampingan bisnis, tetapi juga perluasan jaringan dan akses pasar melalui kegiatan seperti SFC 2025. Ini menjadi pengalaman yang luar biasa dan mendorong kami untuk terus berinovasi.” Ungkap Henry dan Shinta, pendiri IMAGO. Yuk bergabung menjadi bagian dari perjalanan SETC Community Hub untuk mendukung pemberdayaan masyarakat. Melalui dukungan kita terhadap usaha lokal, kita juga turut membangun perekonomian Indonesia.
26 Mei
Buangdisini: Ketika Sampah Bukan Lagi Masalah, Tapi Peluang Kolaborasi Hijau
Berawal dari keprihatinan pribadi sekaligus keterlibatannya dalam komunitas peduli lingkungan, Arga Wicaksono CEO Buangdisini menyadari bahwa sampah memiliki potensi besar jika dikelola dengan tepat. Ia melihat masih banyak masyarakat yang kesulitan membuang dan mengelola sampah secara benar karena tidak adanya sistem yang praktis, transparan, dan terintegrasi. “Kita buang sampah, lalu selesai. Tapi ke mana perginya sampah itu? Siapa yang bertanggung jawab? Di situlah Buangdisini hadir,” jelas Arga dalam sesi podcast bersama SETC. Buangdisini merupakan salah satu bank sampah, menjadi penghubung antara masyarakat dengan pengelola limbah sampah plastik maupun minyak jelantah. Melalui pendekatan yang kreatif, Buangdisini bisa menarik masyarakat yang luas. Dengan cara masyarakat bisa melaporkan titik sampah, menjadwalkan penjemputan, dan melacak proses pengelolaan sampah. Lokasi pemrosesan Buangdisini sendiri berlokasi di Kelurahan Buring Kecamatan Kedungkandang Kota Malang. Bagi Arga, dalam pengelolaan sampah yang terpenting adalah budaya dan edukasi. Maka dari itu, Buangdisini juga aktif mengedukasi masyarakat melalui kampanye lingkungan, kerja sama dengan pemerintah terkait, hingga pelatihan komunitas tentang pemilahan sampah. Salah satu kekuatan Buangdisini adalah pendekatan lokalnya. Setiap kota atau wilayah tempat Buangdisini beroperasi, mereka menggandeng mitra lokal: pengepul setempat, penggerak komunitas, tokoh masyarakat bahkan pemerintah setempat. “Kami tidak hanya membuat tempat pengolahan sampah. Kami membangun sistem, komunitas, dan kepercayaan. Semua ini harus dibangun bersama” Lanjutnya. Tahun 2022 menjadi momen temu dengan Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC). Melalui program Hetero For StartUp, Buangdisini mendapat dukungan strategis: mulai dari penguatan model bisnis, jaringan komunitas, hingga peluang kolaborasi dengan UMKM binaan lainnya. Kolaborasi tersebut membuka jalan baru bagi Buangdisini untuk memperluas dampak —termasuk mendampingi masyarakat maupun UMKM lokal untuk lebih bertanggung jawab terhadap limbah produksi yang dihasilkan. “Kami merasa berada di ekosistem yang satu frekuensi. Di SETC, kami tidak cuma dibantu, tapi juga diajak untuk kolaborasi dan berkembang.” Buangdisini adalah contoh nyata bahwa inovasi sosial tidak harus rumit. Dimulai dari satu keresahan, dikembangkan dengan empati dan teknologi, lalu diperkuat dengan kolaborasi. Melalui perjalanan Buangdisini, Arga mengajak untuk refleksi ulang: “Sampah kita tanggung jawab kita.” Ingin menyelami lebih dalam cerita di balik Buangdisini langsung dari sang founder? Perjalanan Arga Wicaksono membangun Buangdisini bukan hanya soal pengelolaan sampah tapi tentang membangun kepercayaan, memberdayakan komunitas, dan menciptakan sistem yang bisa membawa perubahan nyata. Dalam sesi podcast eksklusif bersama SETC, Arga membagikan sudut pandangnya tentang pentingnya edukasi, dan kolaborasi dalam menciptakan ekosistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Dengarkan kisah lengkapnya—bagaimana keresahan pribadi bisa menjelma menjadi gerakan sosial yang berdampak luas. Temukan inspirasi baru, dan siapa tahu ide kecilmu berikutnya bisa jadi langkah awal perubahan besar. Klik di sini untuk menonton video podcast-nya di YouTube Inside Sampoerna: TONTON SEKARANG  
6 Mei
Harapan Besar Candra di Balik “Lilien Kecil”
Motivasi membangun usaha tak hanya semata-mata karena motif ekonomi. Trisakti Candradewi membuktikannya. Ia membangun “Lilien Kecil” dengan sebuah harapan besar, yaitu berbagi ilmu, membantu sesama, dan memberdayakan lingkungan sekitarnya. Apa yang dilakukan Candra bersama “Lilien Kecil”-nya? Lilien Kecil adalah brand usaha yang dirintis Candra. Produknya merupakan berbagai kerajinan sulam pita. Dengan kemampuannya menghasilkan kerajinan tangan, Candra berbagi ilmu kepada para tetangganya. Berbagai pelatihan diberikannya, seperti pelatihan menjahit, menyulam, menanam, maupun pemanfaatan barang bekas hingga menjadi produk yang bernilai dan dapat dijual. Ia berharap, dengan ilmu yang dibagikannya, masyarakat di lingkungan sekitarnya bisa lebih berdaya dari sisi ekonomi. Pernah gagal dan membangun “Lilien Kecil” dengan modal Rp 2 juta Lilien Kecil bukan usaha pertama yang dirintis Candra. Sebelumnya, ia pernah gagal saat membangun usaha di bidang kuliner. Meski demikian, ia tak terpuruk. Dengan modal Rp 2 juta yang dikumpulkan dari bekerja di sebuah pabrik, Candra bangkit dan kembali mendirikan usaha dengan produk kerajinan sulam pita “Lilien Kecil”. Produknya berupa mukena, jilbab, taplak meja, hiasan dinding, baju wanita, dan souvenir dengan kekhasan sulam pita dan benang. Berbekal modal yang dimiliki, Candra membeli berbagai bahan sulam menyulam, dan mempekerjakan orang-orang di sekitarnya sebagai pekerja.  “Terlalu memaksakan memang, di saat usaha masih awal berdiri dengan modal yang tidak seberapa, saya justru berani mempekerjakan orang lain,” kata Candra. Akan tetapi, dia yakin, dengan niat baik membantu perekonomian masyarakat sekitar, apa yang dijalaninya akan berbuah manis. Niat baik, akan membawa hasil baik. Inilah yang selalu diyakini Candra. Keyakinannya tak salah. Perekonomian para ibu rumah tangga di sekitar kediaman Candra terbantu. “Ada harapan besar di balik Lilien Kecil,” ujar dia. Berkat SETC Menurut Candra, kesuksesan bisnisnya saat ini tak bisa dilepaskan dari peran Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC). SETC merupakan pusat pelatihan kewirausahaan terpadu sebagai bagian dari tanggung jawab sosial PT HM Sampoerna Tbk. Salah satu tujuannya untuk membangun kapabilitas Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. Pada 2010, kisah Candra, salah seorang teman mengajaknya mengikuti pelatihan yang diadakan SETC. Berbagai ilmu didapatkannya melalui pelatihan itu. “Perjalanan bersama SETC membuat saya semakin termotivasi dan memiliki banyak ilmu mengenai wirausaha. Mulai dari menemukan usaha, manajemen, mengelola bahan baku dan karyawan, hingga mengenai riset pasar” kata Candra. Dengan bekal yang didapatkan dari SETC ini pula ia membangun Lilien Kecil pada 2014. Bagi Candra, membangun bisnis memang membutuhkan proses panjang. Banyak hal yang perlu dipelajari dan diketahui, serta berproses tanpa henti. Ia terus menggali potensi diri, melakukan analisis pasar, serta mencoba berbagai peluang usaha.  Upaya bertahan di masa pandemi Masa pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi Candra dan para pelaku UMKM lainnya. Selama pandemi, ia sempat mengalami masa tak ada orderan sama sekali karena banyak toko souvenir tutup. Meski demikian, Candra tak patah arang dan berdiam diri. Ia berkreasi dengan memproduksi masker dan tetap menampilkan kekhasan produknya yaitu sulam pita dan benang. Pada masa pandemi ini, masker merupakan salah satu kebutuhan utama masyarakat dalam beraktivitas sehari-hari. Hal ini pun menjadi peluang usaha baru. Ternyata, produk ini banyak peminat dan membuat usahanya bisa bertahan. Selain itu, Candra juga mengikuti program lainnya yang diadakan SETC terkait tanaman obat.  “Peran SETC pada saat pandemi, salah satunya melalui program Ada dan Andalan SETC, Budi Daya Tanaman Obat Keluarga,” kata Candra. Ia mengatakan, awalnya mengikuti kegiatan ini karena keinginan menjaga kesehatan keluarga dengan tanaman obat. Tanaman obat itu diolah menjadi berbagai produk olahan dengan tetap mengusung brand Lilien Kecil. “Namun, tidak berhenti begitu saja. Kegiatan budi daya tanaman obat keluarga juga saya tularkan kepada tetangga,” ujar Candra.   Sumber: DetikFinance. 2022. Harapan Besar Candra di Balik “Lilien Kecil”. https://finance.detik.com/solusiukm/d-5997199/harapan-besar-candra-di-balik-lilien-kecil
17 Des
Faiqotul Himmah, Berdayakan Ibu Rumah Tangga Melalui Sociopreneur
Berawal dari program pelatihan rajut bagi ibu-ibu di Kecamatan Sepulu, Bangkalan, yang merupakan pengungsi kerusuhan Sambas, Kalimantan Barat, Faiqotul Himmah memutuskan untuk menjadi relawan sekaligus ketua kelompok. Ia melatih 10-15 orang, sebagian besar peserta adalah ibu-ibu dan janda yang terdampak kerusuhan pada tahun 1999. Kebanyakan dari mereka belum memiliki dasar dalam merajut, sehingga pelatihan dimulai dari nol. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan keterampilan baru yang dapat digunakan oleh para ibu rumah tangga untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Namun, perjalanan ini tidak mudah. Faiqotul Himmah menemukan kendala dalam mendapatkan bahan baku benang. Untuk mendapatkan bahan baku, ia harus membeli ke kota yang berjarak 10 km dari tempat tinggalnya. Dalam kondisi ini, ia harus kreatif dan inovatif untuk mencari alternatif bahan baku. Ia kemudian menemukan daun palem, yang biasa tumbuh di daerahnya dan digunakan sebagai tali untuk sapi, kapal, dan pecut. Dengan bahan baku ini, Faiqotul Himmah mulai mengeksplorasi potensi daun palem untuk dijadikan produk kerajinan. Tekadnya untuk menekuni wirausaha semakin kuat, dan pada tahun 2008, ia mendirikan CV Daun Agel. Produk-produk yang awalnya hanya dipasarkan di pasar kecil kini telah menembus pasar internasional, termasuk Amerika, Kolombia, Jepang, hingga Prancis. Perjalanan usaha ini tidak lepas dari kerja keras dan dedikasi Faiqotul Himmah. Dalam sebulan, ia mampu memproduksi 300-500 produk berupa tas, topi, dan karpet, dengan omzet 200-300 juta rupiah per bulan. Saat ini, CV Daun Agel telah melibatkan sekitar 20-50 orang pekerja, mulai dari penyediaan bahan baku, pembuatan desain, menjahit, hingga merajut. Hal ini menunjukkan bahwa usaha yang dimulai dengan sederhana dapat berkembang menjadi besar dengan ketekunan dan inovasi. Peran SETC Usaha Faiqotul Himmah dalam memberdayakan ibu rumah tangga dan menciptakan produk yang berkelanjutan merupakan inspirasi bagi banyak orang. Melalui pendekatan yang kreatif dan inovatif, ia mampu mengatasi berbagai tantangan dan mengubahnya menjadi peluang. Dukungan dari SETC juga menunjukkan betapa pentingnya pelatihan dan jaringan dalam mengembangkan UMKM. Faiqotul Himmah bertekad untuk terus mengembangkan usahanya dan membantu lebih banyak orang di komunitasnya. Dengan semangat sociopreneurship, ia berharap dapat menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan memberikan dampak positif yang lebih luas. Sejak bergabung dengan SETC pada tahun 2018, Faiqotul Himmah mendapatkan banyak manfaat, termasuk jaringan yang lebih luas, pameran, dan pelatihan bersama UMKM lainnya. SETC telah memberikan pelatihan penting seperti fotografi produk, penggunaan media sosial untuk pemasaran, dan banyak lagi. Ini sangat membantu dalam meningkatkan kualitas dan jangkauan pemasaran produk Daun Agel. Selain itu, bergabung dengan SETC dan komunitas UMKM SUI-SETC, dapat memperluas jejaring, sehingga juga memberikan dampak positif pada komunitas yang ia bina. “Saya turut senang membantu ibu-ibu rumah tangga yang dulunya belum memiliki pendapatan, sekarang mampu mengembangkan perekonomian keluarganya” tutup Faiqotul Himmah. Daun Agel menjadi contoh nyata dari perjalanan sociopreneurship, di mana usaha tidak hanya berfokus pada keuntungan finansial tetapi juga memberikan kontribusi sosial yang signifikan. SETC Community HUB SETC Community Hub adalah platform kolaboratif yang berfungsi sebagai pusat ekosistem untuk meningkatkan kondisi sosial ekonomi melalui pembinaan, akses sumber daya, kolaborasi, akses pasar, serta inovasi digital, dengan menghubungkan pelaku UMKM dengan pemangku kepentingan seperti pemerintah, asosiasi hingga komunitas bisnis lainnya. SETC Community Hub tersebar di seluruh Indonesia. Program-program yang dikembangkan di SETC Community Hub mencakup pelatihan intensif, inkubasi bisnis, dan business matching untuk menghubungkan UMKM dengan calon mitra bisnis potensial. Selain itu, juga diselenggarakan pameran untuk meningkatkan visibilitas dan jaringan pemasaran UMKM. Semua inisiatif ini bertujuan menciptakan ekosistem yang mendukung dan memberdayakan UMKM agar mereka dapat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Yuk bergabung menjadi bagian dari perjalanan SETC Community Hub  untuk mendukung pemberdayaan masyarakat. Melalui dukungan kita terhadap usaha lokal, kita juga turut membangun perekonomian Indonesia.
11 Nov
Pepaya Calina, Mungil Tapi Menguntungkan
Hai Sobat #SETC, Siapa yang tidak mengenal pepaya? Buah tropis yang berbentuk lonjong dan rasanya manis ini memiliki berbagai kandungan nutrisi penting bagi tubuh, antara lain vitamin C, serat, kalsium, folat, potassium, dan magnesium. Semua nutrisi tersebut memberikan berbagai manfaat kesehatan, seperti meningkatkan sistem kekebalan tubuh, memperbaiki pencernaan, dan menjaga kesehatan jantung. Namun, pepaya pada umumnya memiliki ukuran yang besar, sehingga sering kali tidak habis dalam sekali konsumsi. Potongan buah pepaya yang belum dikonsumsi harus disimpan, dan ini bisa mengurangi kualitasnya, terutama teksturnya yang bisa menjadi lebih lembek. Menariknya, ada jenis pepaya lokal yang memiliki ukuran lebih kecil dan lebih praktis untuk dikonsumsi, yaitu pepaya Calina, atau sering dikenal dengan nama pepaya California. Jenis pepaya ini dikembangkan oleh dosen IPB University, Prof. Dr. Ir. Sriani Sujiprihati. Pepaya Calina memiliki berat matang maksimal hanya 1,3 kg, menjadikannya lebih mudah dihabiskan dalam satu atau dua kali konsumsi. Pepaya yang dikembangkan sejak 2001 ini memiliki banyak keunggulan diantaranya memiliki daya adaptasi yang tinggi, sehingga cocok ditanam di dataran rendah maupun tinggi, memiliki umur genjah sekitar 7-8 bulan, dan memiliki frekuensi panen mencapai 4 kali dalam setahun dimana setiap pohonnya mampu menghasilkan 70kg buah dalam setahun. Keunggulan-keunggulan tersebut menjadikan pepaya Calina sangat potensial untuk dibudidayakan. Ukurannya yang kecil membuatnya lebih menarik bagi konsumen modern yang menginginkan buah yang praktis dan mudah disimpan. Selain itu, dengan produktivitas tinggi dan frekuensi panen yang sering, pepaya Calina juga sangat menguntungkan dari segi bisnis. Penasaran bagaimana cara budidaya pepaya Calina dan potensi usaha yang bisa dihasilkan? Yuk, cek jadwal dan informasi pelatihan di SETC: disini. Dalam pelatihan ini, Sobat SETC akan belajar cara budidaya, merawat, dan memanen pepaya Calina dengan efektif, serta strategi untuk memasarkan produk ini. Sumber: Kementerian Pertanian. 2021. Pepaya, Kandungan Nutrisi dan Manfaatnya. https://pustaka.setjen.pertanian.go.id/index-berita/pepaya-kandungan-nutrisi-dan-manfaatnya Pusat Kajian Hortikultura Tropika. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat-IPB University. Brand Pepaya Calina. https://pkht.ipb.ac.id/index.php/berita-3/ Harsono. 2021. Teknik Budidaya Pepaya California: Divapress. Teknik Budi Daya Pepaya California - Google Books iGrow Asia. 2021. Prospektus Budidaya Pepaya California. https://silo.igrow.asia/projects/256/Prospektus-Pepaya-California-Batch-3-CV-HPU--1-.pdf
24 Okt
5 Tips Mempertahankan Usaha Ala Max Laundry
Hai Sobat #SETC, Laundry atau yang dahulu dikenal sebagai binatu, merupakan usaha yang banyak dijumpai di berbagai tempat, mulai dari perkotaan hingga pedesaan. Usaha ini seolah tidak lekang oleh waktu karena tetap eksis dan bahkan berkembang seiring berjalannya waktu. Hal ini dirasakan oleh Max Laundry, salah satu UMKM dampingan SETC, yang telah berjalan selama 5 tahun. Menurut Ibu Ani, owner dari Max Laundry, usaha ini dibangun karena kesadaran akan terbatasnya layanan cuci pakaian di sekitar tempat tinggal beliau, yang kebetulan berdekatan dengan industri atau pabrik. Meskipun usaha ini tetap bertahan dan berkembang, bukan berarti Bu Ani tidak mengalami pasang surut dalam usahanya. Pada tahun pertama, permintaan layanan Max Laundry sangat bagus, sehingga pada tahun berikutnya beliau melakukan inovasi dengan menciptakan sabun cair. Namun, pada tahun 2020, usaha ini sempat mengalami krisis karena pandemi. Kondisi tersebut memaksa Bu Ani untuk melakukan inovasi layanan, yaitu layanan jemput dan antar cucian, dan inovasi tersebut berhasil membuat usaha ini bangkit kembali. Kali ini, Bu Ani berbagi tips untuk dapat mempertahankan usaha laundry yang beliau jalani: 1. Kembangkan Metode Pemasaran Pengembangan metode pemasaran sangat penting untuk menentukan siapa target konsumen dan bagaimana cara memasarkan jasa laundry. Max Laundry menggunakan layanan WhatsApp Business, memasang banner, dan sign board untuk semakin dikenal oleh konsumen. 2. Siapkan Manajemen Keuangan Usaha Manajemen keuangan usaha perlu disiapkan sejak awal perencanaan usaha. Ini penting untuk mempersiapkan dana modal dan perputaran biaya operasional. Memisahkan keuangan usaha dan keluarga sangat penting agar tersedia dana cadangan untuk usaha. 3. Optimalkan Produksi agar Efektif dan Efisien Dalam usaha laundry, optimalisasi biaya produksi dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan bahan seperti deterjen dan pewangi pakaian. Pengusaha wajib memilih detergen dan pewangi yang tepat untuk menjaga kualitas layanan. 4. Menjaga Hubungan dengan Konsumen Menjaga hubungan dengan konsumen sangat penting, terutama dalam usaha jasa. Konsumen dapat menjadi media promosi yang memberikan penilaian positif atas usaha yang dilakukan. 5. Menerapkan Pengembangan Usaha Pengembangan atau inovasi usaha bertujuan agar usaha semakin berkembang dan efektif. Pengembangan tidak hanya berupa penambahan alat atau tenaga kerja, tetapi juga inovasi layanan. Max Laundry misalnya, membuat deterjen dan pewangi pakaian sendiri serta membuka layanan jemput dan antar cucian. Ibu Ani telah melalui prosesnya bersama SETC dengan mengikuti berbagai pelatihan wirausaha mulai dari perencanaan usaha, pengelolaan keuangan, hingga pemasaran. Sekarang saatnya Sobat SETC bergabung bersama Ibu Ani dan ratusan UKM binaan lainnya untuk turut serta mengikuti pelatihan. Akses informasi lengkap mengenai jadwal pelatihan di sini.
6 Okt
9 UMKM Binaan SETC Siap Go Internasional Lewat Program Onboarding Kemenkop UMKM
Sebanyak sembilan UMKM Binaan SETC dinyatakan lolos dalam program kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Koperasi dan UMKM Republik Indonesia, “On Boarding UMKM Pada Platform Internasional”. Keberhasilan ini merupakan bukti nyata dari dedikasi, kerja keras, dan inovasi yang terus-menerus dilakukan oleh para pelaku UMKM. Kesembilan UMKM tersebut ialah Secret Potion, Ghawean Dewe, Shiroshima Indonesia, Dede Satoe, Daun Agel, TSDC, Lima Menara, Yaanur Collection dan Jaya Dewata. Pelaku usaha yang terpilih merupakan UMKM yang telah menunjukkan potensi besar dalam memperluas jangkauan pasar melalui digitalisasi dan siap berkompetisi di tingkat internasional. Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung dan mengembangkan UMKM di Indonesia, memberikan mereka kesempatan untuk meningkatkan kapasitas, memperluas jaringan, dan mengakses berbagai sumber daya yang diperlukan untuk pertumbuhan bisnis. Melalui proses seleksi yang ketat, UMKM yang terpilih telah menunjukkan potensi besar dan komitmen untuk terus berkembang. UMKM yang mengikuti kegiatan ini telah melalui proses tahapan penting berupa kurasi produk oleh Kementerian Koperasi dan UMKM Republik Indonesia untuk menyeleksi UMKM dengan potensi terbaik pada September 2024 lalu. Setelah lolos tahap kurasi, UMKM mengikuti sosialisasi program on boarding yang dilanjutkan dengan seminar di beberapa daerah pada awal Oktober 2024. SETC kali ini berpartisipasi di Surabaya, dan kegiatan ini akan diikuti dengan pendampingan intensif hingga akhir November 2024 untuk memastikan UMKM siap memasuki pasar internasional. Keberhasilan UMKM ini merupakan bukti nyata dari kerja keras dan komitmen mereka untuk terus berkembang. Selain itu, keberhasilan ini juga tidak hanya bermanfaat bagi UMKM yang terpilih, tetapi juga dapat menjadi motivasi bagi UMKM lainnya untuk terus berinovasi dan berusaha mencapai kemajuan. Kami berharap dengan dukungan yang konsisten, UMKM yang lolos dapat terus berkembang dan berkontribusi positif bagi perekonomian Indonesia. Selamat kepada UMKM yang berhasil! Mari kita terus bekerja sama untuk memajukan UMKM di Indonesia.