Melalui Ainun Cake, Bapak Ardizal termotivasi untuk melestarikan makanan atau kue kering khas kota Palembang sekaligus membantu ekonomi masyarakat sekitar.

Produk Ibu Ummi menggunakan resep turun temurun serta bahan baku alami dari kerja sama dengan petani lokal. Melalui usahanya, Ibu Ummi berharap warisan minuman jamu empon-empon dapat terus dinikmati oleh masyarakat.

Menemukan kenyamanan dan mengoptimalkan kemampuan berfotografi merupakan motivasi Bapak Sholihul menjalankan usahanya yang menawarkan paket dokumentasi pernikahan secara lengkap, terurut, rapi, dan ekslusif.

Pak Bagoes melalui Bakoel Sambel ingin memberikan lapangan kerja bagi warga lokal serta membagikan ilmu bagaimana menciptakan wirausaha baru untuk dapat meningkatkan nilai ekonomi daerah bersama-sama.

Melihat banyaknya perkebunan kelapa dan lahan pertanian kunyit yang langsung dikirim ke tengkulak, menginspirasi Bapak Sumayana untuk mengolah hasil pertanian lokal menjadi produk yang bernilai tinggi.

Dengan ide untuk membuat produk hasil olahan seperti abon ikan Barakuda, usaha Ibu Reny telah mempekerjakan perempuan di sekitarnya untuk membantu proses produksi sekaligus menjadi sumber rejeki bagi mereka yang membantu menjual produknya.

Demi membantu ekononomi keluarga, Ibu Etik memulai usaha kue kering, terobosan yang dilakukannya kini dipasarkan di toko oleh-oleh. Tempat usaha Ibu Etik pun dijadikan lokasi untuk komunitas UMKM saling berbagi informasi dan ilmu.

Hobi Ibu Maria merajut sepatu boots, membuatnya memulai usaha BOSCHA, tidak hanya Ibu Maria dapat belajar tentang manajemen tetapi juga dapat memberdayakan 3 perempuan di lingkungan sekitar.

Bermula dari ingin menambah penghasilan di tahun 2004, usaha Ibu Elly kini memiliki tujuan panjang untuk mewariskan usaha kateringnya secara turun menurun dan terus memberdayakan warga sekitar lokasi usaha.

Semangatnya untuk mengangkat derajat para petani gambir yang selama ini dipandang sebelah mata, sekaligus meningkatkan nilai kain jumputan khas Palembang di mata dunia, produk Ibu Anggi kini sudah tersedia di luar negeri.

Mengejar mimpinya untuk berwirausaha, toko kue Ibu Ismayati kini terus berkembang hingga dapat memberdayakan para perempuan di desanya melalui pelatihan pembuatan roti dan dan kudapan lainnya.

Dengan mempelajari motif shibori secara otodidak, Ibu Heppy terus memicu diri agar usahanya dapat berkembang dan membantu memberdayakan warga di lingkungan lokasi usaha.

Karena ingin membantu perekonomian keluarganya, kini usaha kain lurik Ibu Dyah ikut ditekuni oleh suaminya. Usahanya pun berkembang dan telah memberdayakan pengrajin tenun kain lurik dari Jogja juga Klaten.

Produk yang dikelola Bapak Syaiful ini menggunakan lebih dari 70% kentang segar pilihan sebagai bahan bakunya. Dengan dibekali ketekunan dan doa, aneka rasa dan tampilan Kini_Umbi diterima dengan baik di masyarakat.

Dari kesulitan ketika harus merombak pakaian yang sudah dibeli, Ibu Dea terinspirasi menjahit pakaiannya sendiri. Melalui usaha ini, Ibu Dea mampu menyerap tenaga kerja perempuan sekaligus memberikan pelatihan menjahit kepada mereka.

Dimulai dengan menjadi salah satu tim riset di perusahaan kosmetik, Ibu Diwi kemudian memutuskan memulai bisnis kosmetiknya sendiri. Melalui usahanya, Ibu Diwi ingin memperkenalkan kosmetik berbahan alami kepada sesama perempuan.

Lampung Ethnic merupakan usaha berbasis sociopreneur yang memberdayakan lebih dari 180 ibu rumah tangga di sekitar. Dengan membangun relasi ke komunitas-komunitas, Ibu Qoriatul mampu memiliki 50 reseller online dan bekerja sama dengan 2 toko pusat oleh-oleh di Bandar Lampung.

Dengan bekal ilmu, pengalaman, dan semangat untuk mengangkat kuliner khas kota Semarang, Bapak Iwan mendirikan Lumpia Cik Renren hingga dapat menyerap lulusan SMK Tataboga sekitar.

Melihat banyaknya limbah kayu hasil industri, Ibu Pamella kemudian mengembangkan hobinya sambil menginspirasi para pemuda lainnya untuk berwirausaha. Selain itu Ibu Pamella juga giat menyebarkan ilmu melalui BUMDes.

Melalui Meurasa, Pak Edi dapat memberdayakan para karang taruna serta warga sekitar lokasi usahanya dengan menyediakan pupuk untuk tanaman dari limbah kulit bawang putih dan bawang merah.Usaha Pak Edi kini telah menjangkau kota-kota di luar Aceh dan terus berkembang.

Bisnis sablon Bapak Zakaria memiliki keunggulan desain yang sesuka hati, dibuat sepenuh hati, dengan harga yang tetap sehati. Termotivasi untuk mengangkat ekonomi pesantren yang dibina, Bapak Zakaria menginspirasi para santri di pesantren sekaligus mengasah kemandirian mereka.

Dengan misi ingin menyejahterakan petani di lereng Gunung Welirang, Bapak Widi memberdayakan perkebunan kopi yang terdampak uap sulfur. Melalui brand LEDUG, produk kopi telah terjual ke seluruh nusantara bahkan hingga ke Belanda, Jepang, Korea, dan Taiwan.

Diawali dengan semangat untuk membantu perekonomian keluarganya, Ibu Siska kini memberdayakan dan mempekerjakan perempuan melalui Mumubutikue hingga membentuk komunitas untuk para perempuan di sekitarnya.

Berawal dari kecintaan Bapak Bagus pada dunia pertanian, ia terinspirasi untuk memulai usahanya agar dapat mewariskan budaya sekaligus mendukung petani dengan membeli produk pertanian dengan harga yang sesuai.

Usaha Pempek Kamsoli yang dirintis Ibu Artanti dari garasinya, sekarang sudah dikenal bukan hanya di daerah sendiri, tetapi sudah menjangkau hingga ke luar kota. Ibu Artanti bercita-cita produknya bisa dipasarkan di luar negeri dengan membuka gerai di seluruh dunia.

Pia yang lembut, empuk, dan gurih merupakan usaha turun temurun keluarga Ibu Ruth. Usahanya mampu mengangkat perekonomian warga sekitar dan berbagai bantuan serta sosialisasi juga telah diberikan di Kabupaten sekitar.

Produk Keriyes yang memiliki berbagai macam varian ini mampu membina 3 mitra produksi dengan 96% tenaga kerja terdiri dari perempuan. Produk yang dihasilkan juga menjaga kelestarian lingkungan dengan mengurangi penggunaan plastik.

Berawal dari ide untuk mendatangkan langsung konsumen ke kebun salak, Bapak Surya terinspirasi untuk membuat Omah Salak SAS Indomerapi. Bisnis rural tourism yang menjaga kelestarian lingkungan ini telah memberdayakan 1600 petani.

Usaha Ibu Azizah mengusung konsep bisnis center dengan menggandeng rekan UMKM di wilayah Rusunawa Pulogebang. Ia mengembangkan produk lokal sekaligus memberdayakan perempuan sekitar yang tidak berpenghasilan.

Melalui Tjiptowarno Batik, Ibu Agnes semakin terpacu untuk berinovasi agar dapat berbagi dan membantu orang-orang di sekitarnya.